Cintaku untuk SimPATI :)

Terkadang saat malam, saya merasa kesepian. “Mana nih ngga ada sms apah??” Dan hati saya pun menjerit. “Oh ya, saya kan memakai simPATI”. Huahuahuaaaaa 😥

(maaf kalau postingan ini mengandung unsur promosi. ngga ada satu pun keluarga saya yang kerja di telkomsel kok ^^)

Terkadang saat malam, saya merasa kesepian. “Mana nih ngga ada sms apah??” Dan hati saya pun menjerit. “Oh ya, saya kan memakai simPATI”. Huahuahuaaaaa 😥

(maaf kalau postingan ini mengandung unsur promosi. ngga ada satu pun keluarga saya yang kerja di telkomsel kok ^^)

Kesel deh. Kenapa di sekolah saya jarang banget yang memakai simPATI. Jadi kan ngga bisa ngabisin bonus offpeak bareng. Itu lho, bonus sms yang dipakai mulai jam 22.00 sampai 10.00. Kalau diukur untuk satu sekolah, kan saya bilang jarang banget. Nah, kalau untuk ukuran satu kelas? Mmm, dari 40 anak, saat ini saya the one and only pengguna simPATI di kelas. Ironis. Mungkin itu bisa dibilang super duper mega power double triple jaraaaaaaang banget!

Dan provider apa yang mendominasi kelas saya saat ini? IM3. Ya, virus IM3 yang menyesakkan hati. Siapa sih yang nggak tergiur dengan tarif smsnya yang sangat murah? Apalagi baru-baru ini IM3 meluncurkan program tarif menelepon Rp 0,00000…..1 yang sampe dibuat kuisnya “Berapa angka nol di belakang koma?”, saking banyaknya nol yang diberikan.

Mungkin sekarang Anda menganggap saya bodoh karena tetap memakai provider yang pulsa 10.000 nya habis 3 hari (bagi saya 🙂 ). Tunggu dulu deh, saya mempertahan simPATI saya karena berbagai alasan.

Pertama karena nomor ini sudah saya gunakan sejak kelas 4 sd. Nomor ini juga yang saya cantumkan di buku tahunan sd dan smp saya. Dan baru-baru ini teman sd saya tiba-tiba sms ke saya, menanyakan kabar dan sekolah saya. Itu membuktikan bahwa orang-orang mengenal saya dengan nomor ini.

Kedua karena sinyal ngga pernah putus. Ketika di rumah nenek, sinyal provider mama saya dikit banget, tetapi sinyal kartu saya penuh dan sama sekali ngga berkurang.

Ketiga karena faktor pewe udah make. Entah kenapa, saya udah merasa klop memakai simPATI. Yaah, perasaan yang susah dijelaskan dengan kata-katalah :P.

Sempat Berpoliandri

Jika kartu simPATi saya punya mulut, mungkin saat itu ia menjerit histeris mendengar keputusan saya berpoliandri. Pengaruh teman-teman smp saya yang banyak sekali memakai IM3, dan…ketertarikan saya pada seorang lelaki, yang ternyata dia adalah anak dari Dirut Utama IM3 (hihihi, ngga penting banget sih), membuat saya tertarik untuk mencoba kartu tersebut.

Pulang sekolah saya beli perdana IM3 di emper jalan. Dan keesokan harinya, sebagai usaha menjadi menantu yang baik buat Pak Mertua di kantor IM3 😆 , saya pun resmi menjadi salesgirl illegal yang hobinya mempromosikan keunggulan IM3 di kelas. Tak lupa mencantumkan visi dan misi saya memajukan perusahaan Pak Mertua. Sampai sekarang, teman-teman smp saya pun masih mengenal saya dengan Miss IM3, karena kecintaan saya pada kartu, pemilik perusahaan, beserta anaknya tentunya 😆 . Setiap ada iklan IM3 baru di TV, pasti keesokan paginya teman-teman saya ribut ngeledek saya…

Memang tak bisa saya pungkiri, murah banget memakai IM3. Sms Cuma 100 rupiah aja, sesama IM3, di mana ketika itu banyak teman-teman sekelas saya memakai IM3. Tetapi, suatu saat saya merasa cape gonta-ganti simcard dan mengisi 2 kartu sekaligus setiap bulannya. Tekor juga kan. Akhirnya terpaksa saya mengorbankan kartu IM3 saya hangus terbakar. Yah, Pak Mertua, maaf… 😥

Alhasil sampai sekarang, saya masih memakai kartu simPATI saya. Untungnya ada satu orang teman smp saya yang memakai simPATI juga. Jadi tiap malam pasti menghabiskan puluhan offpeak kami untuk sms yang ngga penting.

Huah, simPATI. Beruntung saya setia padamu…:)